Minggu, 28 Maret 2010

UJIAN PRAKTEK KKPI

logo  SUARA MERDEKA
Line
Jumat, 2 April 2004 Berita Utama
Line

Masa Tenang Dimulai

  • KPU Tindak Tegas yang Masih Kampanye

JAKARTA-Setelah sebelumnya, sejak 11 Maret hingga 1 April, gegap gempita kampanye digelar 24 parpol dan calon anggota DPD peserta Pemilu 2004, mulai hari ini (2/4) berakhir karena memasuki masa tenang yang akan berlangsung hingga 4 April. Memasuki masa tenang tersebut, Komisi Pemilihan Umum (KPU) kembali menegaskan bahwa pihaknya akan menindak tegas parpol yang masih berkampanye.

"Kami meminta parpol tidak menggunakan masa tenang untuk berkampanye. Kami tidak segan-segan menindak tegas sesuai dengan UU. Kami bergerak dalam koridor UU," ujar Ketua Pokja Kampanye KPU Hamid Awaluddin di Jalan Imam Bonjol Jakarta, Kamis (1/4).

Lampiran SK 07/2004 yang mengatur larangan dan sanksi kampanye pemilu menyebutkan, peserta kampanye pemilu dilarang melakukan kegiatan kampanye sebelum 11 Maret 2004, di luar jadwal yang telah ditentukan untuk peserta pemilu yang bersangkutan, 22 Maret 2004 (Hari Raya Nyepi), dan antara 2 April sampai dengan 4 April 2004 (masa tenang di mana tidak boleh ada kegiatan kampanye pemilu).

Pelanggaran ketentuan tersebut merupakan tindak pidana, dan dikenai sanksi sesuai pasal 138 ayat (1) UU No. 12 Tahun 2003, yaitu diancam dengan pidana penjara paling singkat 3 bulan atau paling lama 18 bulan, dan atau denda paling sedikit Rp 600 ribu atau paling banyak Rp 6 juta.

Disinggung soal pelanggaran politik uang selama putaran kampanye, menurut Hamid, akan diberikan sanksi setelah melalui proses pengadilan.

"Semua harus melalui proses hukum sampai ada kekuatan hukum tetap. Kalau terbukti setelah yang bersangkutan terpilih sebagai caleg, KPU bisa menghentikan sesuai levelnya. Kalau caleg DPRD diberhentikan KPUD," jelasnya.

Aman dan Damai

Selain itu, KPU sendiri menilai kampanye secara keseluruhan berjalan relatif aman dan damai dibandingkan kampanye sebelumnya. "Terjadi perubahan bentuk kampanye yang sebelumnya konvensional dengan turun ke jalan, buka sarangan knalpot, dan berteriak. Parpol sekarang sudah menghargai peran media massa sebagai alat untuk menyampaikan pesan kepada publik,'' kata Hamid.

Selain itu, lanjut dia, dikarenakan adanya pengaturan waktu dan tempat kampanye bagi parpol peserta pemilu. maka tiap parpol memperoleh jatah yang sama. "Tiap parpol kami jatah, sehingga tidak ada perebutan tempat dan waktu," katanya.

Pada kesempatan yang sama, anggota Panwas Topo Santoso mengatakan, kampanye pada 11 Maret-1 April, jauh dari kesan angker. Meski demikian, Panwas masih mencatat terjadinya bentrokan di sejumlah daerah, seperti Solo, Yogyakarta, dan Sukabumi. "Kasus penghinaan terhadap peserta pemilu lain juga jauh menurun, meski masih ada beberapa yang kami catat," ungkapnya.

Sementara Wakil Ketua KPI Sinansari Ecip mengungkapkan, selama masa kampanye, masyarakat belum secara serius memantau media elektronik di daerah, sehingga masih sedikit laporan adanya pelanggaran durasi dan frekuensi ke KPI.

Selain itu, lanjut dia, KPI menerima keberatan dari sejumlah stasiun televisi berkaitan dengan pelanggaran penayangan iklan kampanye parpol. "KPI akan mengirim surat kepada pihak yang keberatan untuk meminta klarifikasi secara resmi," kata Ecip.

Pelanggaran Lalulintas

Sementara itu, Mabes Polri mencatat terjadi 121.859 pelanggaran lalulintas selama masa kampanye di seluruh wilayah Indonesia, 11-31 Maret 2004. Selain itu, juga terjadi 44 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 31 orang tewas. Demikian disampaikan Wakadiv Humas Mabes Polri Brigjen Pol Soenarko Danuardanto di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo Jakarta, Kamis (1/4).

Dari jumlah pelanggaran yang terjadi, sebanyak 55.929 kasus ditilang. Sedangkan sisanya hanya ditegur. Sementara akibat kecelakaan, selain menewaskan 31 orang, juga menyebabkan 66 orang luka berat dan 225 orang luka ringan.

Sedangkan di Jakarta sendiri, tercatat terjadi 18.979 pelanggaran lalulintas. Dari jumlah itu, terbagi 8.327 kasus ditilang, dan sisanya 10.052 kasus ditegur. Sementara dari 8.327 surat tilang yang dikeluarkan Dirlantas Polda Metro Jaya, pelanggaran tertinggi dilakukan pengendara sepeda motor. Pengendara motor yang tidak melengkapi diri dengan helm tercatat 5.912 kasus.

Kemudian kendaraan yang tidak dilengkapi surat-surat sebanyak 1.015 unit. Pelanggaran muatan sebanyak 479 kasus. Kendaraan yang tidak dilengkapi perlengkapan, seperti tak ada kaca spion atau tak memiliki lampu sebanyak 468 kasus, dan kendaraan yang melanggar rambu lalulintas sebanyak 453 kasus.

Untuk kecelakaan lalulintas di Jakarta selama kampanye sendiri secara umum turun dibandingkan Pemilu 1999. Pada 1999 tercatat 20 kasus kecelakaan yang menewaskan 11 orang. Sedangkan kampanye tahun ini tercatat 4 kasus, dan tidak ada data orang yang tewas.

Logistik Masih Tersendat

Secara terpisah anggota KPU Mulyana W Kusumah mengakui, pengiriman logistik dua hari menjelang pencoblosan masih tersendat. Pasalnya, meski upaya pengiriman sudah dipantau setiap enam jam, tetap saja banyak hambatan. Data terbaru menunjukkan, ada 40-an kabupaten/kota yang meminta tambahan surat suara dalam jumlah relatif besar.

Kepada wartawan di gedung KPU, Kamis kemarin, Mulyana lebih lanjut menjelaskan, permintaan tambahan surat suara itu ada yang datang langsung ke KPU Pusat ataupun melalui KPU Daerah.

Atas dasar itu, KPU membuat kebijakan, antara lain menghitung berdasarkan SK KPU Nomor 116 tentang jumlah pemilih.

''Bila misalnya kekurangan itu dapat diatasi dengan surat tambahan 10%, maka diusulkan digunakan saja cadangan surat suara yang 10%,'' katanya.

Jika tidak bisa diatasi dengan itu, baru mencetak surat suara tambahan. Kebijakan lain adalah mengecek dulu permintaan itu termasuk apakah memang ada keterlambatan dalam soal proses distribusi. Saat ditanya daerah mana saja yang minta tambahan surat suara, Mulyana menyebut sejumlah kabupten/kota di Jatim, Sorong Selatan, Bogor, Sukabumi, dan Ciamis.

Dalam kaitan ini, KPU memiliki dilema, karena lembaga itu menganggap pendaftaran pemilih sudah berakhir sehingga hal itulah yang menjadi dasar dalam penyediaan surat suara. Akan tetapi pada sisi lain, KPU juga tidak bisa mengabaikan bahwa pemilih memiliki hak untuk memilih.

''Ada pasal pidananya, jika seseorang dengan sengaja menyebabkan orang lain kehilangan hak pilihnya. Jadi, calon pemilih tersebut tetap harus dilayani,'' tegasnya.

Dia mengemukakan, permintaan tambahan surat suara 40-an kabupaten/kota itu mencapai tiga juta. Permintaannya bervariasi mulai dari yang 4.000 hingga bahkan di bawah 5.000.

Saat ditanya soal keluarnya perpu yang berkaitan kemungkinan pemilu lanjutan, Mulyana berpendapat, memang diperlukan payung hukum berupa perpu untuk landasan penyusunan SK pemilu lanjutan. Karena dengan perpu tersebut, berarti pengadaan logistik ada landasan hukumnya.

Dia mengakui, KPU sudah membahas hal itu dan dalam rapat terjadi perdebatan karena ada pro-kontra soal perpu.

''Saya setuju adanya perpu itu. Saya kira pemilu lanjutan adalah sesuatu yang tidak bisa terhindarkan dan KPU bisa menyelenggarakannya,'' ujar dia. (bn,dtc-87j)

MESIN FRAIS

Mesin frais adalah sejenis mesin perkakas untuk mengerjakan peralatan mesin dari logam dengan gerakan utama alat potongnya berputar.

Jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan dengan mesin frais adalah:

  1. Permukaan rata dan datar
  2. Permukaan siku dan sejajar
  3. Permukaan bersudut
  4. Beralur dan berbentuk
  5. Roda gigi
  6. Benda-benda persegi

JENIS-JENIS MESIN FRAIS

Mesin Frais Horizontal

Adalah mesin frais yang poros utamanya sebagai pemutar dan pemegang alat potong pada posisi mendatar.

Gambar 41. Mesin Frais Horizontal

Mesin ini termasuk type knee, namum bentuknya sama dengan mesin frais universal. Biasanya digunakan untuk mengerjakan permukaan datar dan alur. Type lain dari mesin ini adalah mesin frais type bed. Type bed ini lebih kuat karena meja mesin ditahan sepenuhnya oleh sadel yang terpasang pada lantai.

Mesin Frais Vertikal

Adalah mesin frais dengan poros utama sebagai pemutar dengan pemegang alat potong dengan posisi tegak.

Gambar 42. Mesin Frais Vertikal

Poros utama mesin frais tegak di pesang pada kepala tegak (vertical head spindle). Posisi kepala ini dapat dimiringkan kearah kiri atau kanan maksimal 600. Biasanya mesin ini dapat mengerjakan permukaan bersudut, datar, beralur, melobang dan dapat mengerjakan permukaan melingkar atau bulat.

Mesin Frais Universal

Adalah mesin yang pada dasarnya gabungan dari mesin frais horizontal dan mesin frais vertikal.mesin ini dapat mengerjakan pekerjaan pengefraisan muka, datar, spiral, roda gigi, pengeboran dan reamer serta pembuatan alur luar dan alur dalam. Untuk melaksanakan pekerjaannya mesin frais dilengkapi dengan peralatan yang mudah digeser, diganti dan dipindahkan. Peralatan tambahan etrsebut berupa meja siku (fixed angular table), meja miring (inclinable universal table), meja putar (rotery table) dan kepala spindel tegak (vertical head spindel).

Gambar 43. Mesin Frais Universal

Gambar 44. Meja Siku









Gambar 45. Kepala PorosTtegak


Gambar 46. Pembuat Alur

Gambar 47. Penyangga Arbor

PISAU FRAIS

Pisau Frais Sisi

Digunakan untuk mengefrais permukaan datar benda kerja dengan menggunakan mesin frias horizontal. Dalam pemakaiannya pisau frais ini terdapat tiga type yaitu type H untuk baja keras, type N untuk baja sedang (normal) dan type W untuk baja lunak.

Gambar 48. Pisau Frais Sisi

Pisau Frais Muka

Pisau ini mempunyai dua arah sisi pemotongan yaitu sisi muka dan sisi samping. Pisau ini digunakan untuk menfrais permukaan mendatar dan tegak benda kerja dengan menggunakan mesin frais vertikal.

Gambar 49. Pisau Frais Muka

Pisau Frais Alur Sisi dan Muka

Disebut juga dengan pisau frais celah (slotting cutter). Gunanya untuk membuat alur atau celah dengan menggunakan mesin frais horizontal.

Gambar 50. Pisau FraisAlur Sisi dan Muka

Pisau Frais Gergaji

Disebut juga dengan pisau belah (slitting cutter). Digunakan untuk membelah atau memotong benda kerja dan membuat alur.

Gambar 51. Pisau Frais Gergaji

Pisau Frais Pembentuk

Disebut juga dengan form milling cutter. Digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja.

Gambar 52. Pisau Frais Pembentuk

Pisau Frais Roda Gigi

Digunakan untuk membuat roda gigi. Pisau ini terdapat dua jenis ukuran, yaitu sistem modul untuk ukuran mm dan sistem DP (diameter Pitch) untuk ukuran inchi.

Gambar 53. Pisau Frais Roda Gigi

Pisau Frais Sudut

Digunakan untuk membuat permukaan bersudut. Pisau ini ada dua macam, yaitu pisau frais bersudut tunggal dan pisau frais bersudut ganda.

Gambar 54. Pisau Frais Sudut

Pisau Frais Jari

Disebut juga dengan end mill cutter, digunakan untuk membuat alur, pembesaran lobang dan pembuatan permukaan bertingkat. Mata pisau terdapat pada bagian muka dan bagian samping.

Gambar 55. Pisau Frais Jari

Pisau Frais Alur T dan Alur Bersudut

Pisau frais alur T mempunyai mata pemotong pada bagian muka, belakang dan samping. Pisau alur bersudut digunakan untuk membuat alur berbentuk sudut. Mata potong pisau terdapat pada bagian depan dan sampingnya. Pisau alur bersudut terdapat dalam dua bentuk, yaitu pisau alur bersudut tumpul dan pisau alur bersudut lancip.

Gambar 56. Pisau Frais Alur T dan Pisau Frais Alur Bersudut

PEMEGANG MATA PISAU

Adaptor

Digunakan untuk memegang pisau frais muka. Adaptor dibagi dua macam, yaitu adaptor dengan pasak memanjang, digunakan untuk memegang pisau frais muka ukuran besar yang mempunyai alur pasak pengikat dan adaptor dengan pasak melintang digunakan untuk memegang pisau frais muka berukuran kecil.

Gambar 57. Adaptor Dengan Pasak

Melintang

Gambar 58. Adaptor Dengan Pasak

Memanjang

Koled

Digunakan untuk memegang pisau frais jari atau pisau frais alur yang bertangkai silendris. Ada dua jenis koled, yaitu koled bikonikal, digunakan untuk memegang pisau frais silendris tanpa ulir dan koled W digunakan untuk memegang pisau frais silendris berulir.

Gambar 59. Koled

Sarung Pengurung (Arbor)

Digunakan untuk memegang pisau frais jari atau alur berukuran besar yang bertangkai konis/tirus. Sarung arbor digunakan untuk mengunci pisau frais dan mur pengunci gunanya untuk mengunci pisau frais dan sarung arbor.

Gambar 60. Arbor

Dalam pemakaiannya perlu diketahui dua unsur utama dari arbor, yaitu ukuran arbor dan jenis ulirnya. Ada dua jenis ukuran arbor yaitu arbor type A, adalah arbor yang berukuran pendek, tidak perlu didukung dan tidak melentur pada saat pemakaiannya. Arbor type B, adalah arbor yang berukuran panjang, perlu didukung dibagian ujungnya dikarenakan ukurannya panjang dan mudah melentur pada saat pemakaiannya. Sedangkan jenis ulir arbor adalah ulir kiri dan ulir kanan.

KEPALA PEMBAGI (DIVIDING HEAD)

Digunakan untuk mendapatkan pembagian jarak yang sama antara masing-masing. Pada kepala pembagi ada dua komponen, yaitu komponen utama, terdiri dari komponen yang melaksanakan pembagian dan komponen pendukung terdiri dari kepala lepas dan roda gigi.

Gambar 61. Dividing Head

Bagian unit utama kepala pembagi dilengkapi dengan piring pembagi yang berlobang dan engkol pembagi yang berhubungan langsung dengan poros ulir cacing yang sekaligus memutar cekam benda kerja dengan perantaraan roda gigi cacing. Jumlah gigi roda gigi cacing adalah 40 buah. Perbandingan putaran engkol pembagi dengan putaran roda gigi cacing (poros pemegang benda kerja) adalah 40 : 1. artinya bila 40 kali putaran engkol piring pembagi diputar, maka poros roda gigi cacing akan berputar 1 kali putaran penuh.

Gambar 62. Mekanik Dividing Head

PRINSIP GERAKAN MESIN FRAIS

Gerakan pemotongan terjadi saat alat potong berputar yang diikuti dengan gerakan pemakanan dan gerakan pengikat benda kerja. Gerakan berputar disebut juga dengan gerakan utama yaitu gerakan berputar alat potong sambil memotong benda kerja. Gerakan pemakanan adalah gerakan alat potong sepanjang daerah pemotongan. Gerakan pemakanan berbentuk lurus dan melingkar. Gerakan pengikatan adalah gerakan menekan benda kerja dan alat potong yang memungkinkan sisi potong dapat dengan mudah memotong benda kerja.

Gambar 63. Gerakan Pemotongan

TEKNIK PENGEFRAISAN

Teknik pengefraisan tergantung dari jenis mesin frais dan posisi alat potong (pisau frais terhadap bidang kerja). Berdasarkan hal tersebut ada dua macam teknik pengefraisan, yaitu:

  1. Pengefraisan Sisi

Sisi mata potong sejajar dengan permukaan bidang benda kerja. Teknik pengefraisan ini menggunakan mesin frais datar.

  1. Pengefraisan Muka

Sisi mata potong tegak lurus terhadap bidang permukaan benda kerja. Pisau frais mempunyai mata potong sisi dan muka yang keduanya dapat melakukan pemotongan secara bersamaan. Pengefraisan ini menggunakan mesin frais tegak.

Gambar 64.Teknik Pengefraisan

ARAH GERAKAN PEMOTONGAN

Arah gerakan pemotongan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu arah pemotongan searah dengan gerakan maju benda kerja dan arah gerakan pemotongan berlawanan dengan arah gerakan maju benda kerja.

Jika putaran pisau frais searah dengan gerakan benda kerja, metoda pengefraisan ini disebut juga dengan pengefraisan pemotongan searah. Tiap-tiap mata potong memotong mulai dari permukaan luar menyayat ke dalam dan berakhir pada batas kedalaman pemotongan. Gaya pemotongan cenderung menarik benda searah dengan arah gerakan pisau frais. Akibatnya laju gerakan meja tidak teratur akibat adanya gaya tarikan gaya pemotongan pisau frais.Gaya pemotongan terbesar terjadi pada saat awal pemotongan.

Pengefraisan dengan metoda pemotongan berlawanan arah adalah gerakan pemotongan pisau berlawanan dengan arah gerakan pemotongan benda kerja. Setiap mata potong memotong permukaan benda kerja dimulai dari permukaan terendah sampai ke permukaan yang tertinggi. Gaya pemotongan kecil terjadi pada sat awal melakukan pemotongan dan bertambah besar sampai akhir pemotongan. Akibat lain dari cara pemotongan ini adalah kemungkinan benda kerja akan terangkat akibat gaya tarik mata potong.

Pengefraisan dengan menggunakan pisau frais muka (face andmill cutter) gaya dan arah pemotongan merupakan gabungan dari metode pemotongan searah dan metode pemotongan berlawanan arah. Untuk pisau frais yang mempunyai diameter sama dengan benda kerja, gaya pemotongannya dimulai dari dengan metoda pemotongan berlawanan arah pada akhir pemotongan akan terjadi metoda pemotongan searah.

Gambar 65. Gerakan Pemotongan Dengan Pisau Frais Muka

KECEPATAN POTONG DAN PEMAKANAN

Keberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan.

Kecepatan potong pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong untuk tiap-tiap bahan tidak sama. Umumnya makin keras bahan, makin kecil harga kecepatan potongnya dan juga sebaliknya. Kecepatan potong dalam pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak p x d = 3.14 x 100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n. jarak yang ditempuh mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V). Maka:

Tabel 6. Harga Kecepata Potong

Bahan

Bahan Pisau Frais

Baja Karbon

HSS

HSS Super

Stelit

Tantalum Karbit

Tngsten Karbid

Alumunium

Kuningan

Perunggu

Besi Tuang

Besi Tempa

Baja Karbon

Lunak

Sedang

Tinggi

83 – 66

13 – 26

10 – 20

10 – 14

12 – 16

10 – 15

10 – 14

166 – 332

24 – 58

21 – 44

10 – 16

16 – 26

10 – 16

24 – 34

20 – 30

16 – 26

10 – 16

20 – 34

14 – 24

10 – 16

26 – 42

24 – 34

20 – 30

14 – 24

267 – 498

50 – 64

34 – 54

16 – 24

30 – 44

20 – 30

14 – 20

38 – 50

50 – 84

44 – 64

34 – 50

332 – 664

116 – 200

64 – 142

42 – 64

84 – 108

50 – 64

94 – 164

84 – 124

Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais. Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses pemotongan. Besarnya pemakanan di hitung dengan rumus :

Dimana :

f = Besarnya pemakanan per menit

F = Besarnya pemakanan per mata pisau

T = Jumlah mata potong pisau

n = Jumlah putaran pisau per menit

Tabel 7. Harga Pemakanan Menurut Jenis Bahan dan Pisau Frais (per mata potong mm)

Jenis Pisau Frais

Jenis Bahan Benda

Alumunium

Kuningan

Perunggu

Baja Sedang

Baja Keras

Baja Campuran

Besi Tuang

Muka

Spiral

Sisi dan Muka

Jari

Bentuk

Gergaji

0,55

0,43

0,33

0,28

0,15

0,15

0,55

0,43

0,33

0,28

0,15

0,13

0,45

0,35

0,28

0,23

0,13

0,10

0,23

0,18

0,15

0,13

0,07

0,07

0,20

0,15

0,13

0,10

0,07

0,05

0,18

0,13

0,10

0,10

0,05

0,05

0,33

0,25

0,20

0,15

0,10

0,07

Selama pemotongan, pisau frais bergerak sepanjang bidang pemotongan. Panjang gerakan pisau frais tersebut dapat dianalisis seperti gambar

Gambar 61. Panjang Gerakan Pisau Frais

Dari segitiga siku-siku ABC dapat dianalisis bahwa

Sedangkan panjang gerakan pisau frais (L) adalah

Dimana:

L = Panjang gerakan pisau frais

l = Panjang bidang pemotongan

R = Jari-jari pisau frais

D = Dalamnya pemotongan

Sabtu, 27 Maret 2010

PERKAKAS LAS

PERKAKAS LAS
Mengelas adalah suatu proses penyambungan logam dengan logam lainnya
dengan mengikutsertakan energi panas, dengan atau tanpa tekanan, dengan
atau tanpa logam pengisi. Cara lain dalam penyambungan logam dikenal
dengan :
1. Penyambungan logam dengan mur-baut
2. Penyambungan logam dengan paku keling
3. Penyambungan logam dengan pasak
4. Penyambungan logam dengan patri
5. Penyambungan logam dengan lipatan
Jadi penyambungan logam dengan cara pengelasan akan berbeda dengan
cara penyambungan logam yang lainnya karena tidak menggunakan energi
panas. Dengan pengertian di atas, maka penyambungan logam dengan
pengelasan dapat dibedakan menjadi pengelasan dengan asetilen dan
pengelasan dengan listrik. Pengelasan dengan gas asetilen atau dikenal
pula dengan las karbit, dimana gas asetilen yang ditampung di dalam suatu
tabung besi. Gas yang lain adalah gas oksigen yang ditampung di dalam
tabung besi pula dan memiliki tekanan yang tinggi. Kedua gas tersebut
selanjutnya disalurkan dan dicampur di dalam brander, maka campuran
kedua macam gas tersebut akan mudah terbakar. Dari proses pembakaran
campuran gas asetilin dengan oksigen pada brander, maka ada beberapa
kualitas nyala api yang dihasilkan dan dapat diatur dan dapat digunakan
untuk melelehkan logam, antara lain :
a. Nyala api netral
Nyala api netral digunakan untuk proses pengelasan untuk melapis agar
permukaan logam menjadi bertambah keras.
Tanda-tanda dari api netral adalah nyala api inti atau “nyala api kerucut
dalam ” berwarna putih dan bersinar, tanpa diikuti nyala api kerucut
antara”, selanjutnya diikuti “nyala api kerucut luar” yang berwarna kuning.
b. Nyala api oksigen lebih :
Nyala api oksigen adalah nyala api las yang berlebihan gas oksigennya.
Kualitas api semacam ini dapat diperoleh dengan cara mengurangi
jumlah gas asetilinnya setelah dicapai nyala netral.
Nyala api las ini digunakan untuk proses pengelasan pada bahan
kuningan dan perunggu.
Tanda-tanda dari nyala api oksidasi ini antara lain nyala apinya
berbentuk pendek dan berwarna ungu, kemudian disusul dengan “nyala
api kerucut luar” yang juga terbentuk pendek.
c. Nyala asetilin lebih
Nyala api asetilin lebih atau karburasi adalah nyala api las yang
berlebihan gas asetilinnya. Hal dapat diperoleh melalui cara, setelah
nyala api netral dicapai katup bukaan asetilen diperbesar, sehingga
komposisi gas menjadi kelebihan gas asetilen.
Nyala karburasi dicirikan oleh nyala api inti atau nyala api kerucut
“dalam” memiliki warna yang keruh, kemudian diikuti oleh nyala api
kerucut “antara” berikutnya, dan diikuti lagi oleh nyala api ekor (luar)
yang berwarna biru.
A. Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja alat ini berdasarkan proses pembakaran campuran gas asetilin
dan oksigen yang bertekanan dengan perbandingan yang sesuai dengan
cara mengaturnya melalui katup pada alat pembakarnya (brander). Brander
berfungsi mengatur campuran gas yang dikeluarkan melaui saluran nosel,
sehingga intensitas panas dari api hasil pembakaran campuran gas dapat
diatur dengan memilih jenis nosel yang digunakan pada pengelasan.
B. Persyaratan Alat
Untuk memenuhi prinsip kerja alat pengelas seperti diuraikan di atas, maka
perangkat alat las ini memerlukan persyaratan sebagai berikut :
1. Hindarkan tabung asetilen yang mudah terbakar ini dari sengatan terik
matahari.
2. Penyaluran gas hendaknya selalu melalui alat pengatur (regulator)
3. Lepaskan regulator jika tidak sedang digunakan.
4. Tempatkan tabung pada posisi tegak Jika tabung asetilen menjadi panas
C. Kegunaan Alat
Kegunaan perkakas las asetilin antara lain untuk memotong dan
menyambung logam
D. Kelengkapan Alat
Kelengkapan perkakas las ini adalah alat penjepit benda kerja untuk
mencegah timbulnya rambatan panas, dan perlengakapan keselamata
seperti kaca mata pelindung dan masker.
E. Spesifikasi Alat
Spesifikasi perkakas las ini teruama ditentuka oleh ukuran dari nosel pada
brandernya. Ada beberapa ukuran nosel yang sering digunakan untuk
proses penyambungan dan pemotongan logam.
Bagian-bagian dari perkakas las asetilen dan fungsinya :
Tabung gas asetilin, terbuat dari bahan baja yang dicirikan dengan warna
cat merah, biasanya memiliki kapasitas 40 – 60 L, dan memiliki bentuk
pendek dan gemuk. Tekanan isinya mencapai 15 kg/cm2. Jika tabung ini
akan dipergunakan maka katup penutupnya dibuka dengan menggunakan
kunci sok. Baut dan mur pengikatnya menggunakan sistem ulir kiri.
Tabung gas oksigen terbuat dari bahan baja, dengan bentuk tinggi ramping.
Tabung ini memiliki tekanan isi 150 kg/cm2, dengan katup pembuka dengan
sistem ulir kanan. Kapasitasnya mencapai 40 – 60 L, dengan warna cat biru. Perbedaan lain yang tampak nyata adalah model konstruksi alat
pengatur atau regulatornya
Brander atau alat pembakar campuran gas, merupakan alat untuk
mencampur dan alat pengatur pengeluaran campuran gas asetilin dan gas
oksigen di dalam bagian yang disebut injektor. Secara jelas brander dapat
digambarkan sebagai berikut :
a. Nosel atau mulut brander : untuk mengatur laju aliran campuran gas
untuk dibakar. Ada 3 ukuran mulut nosel, yaitu kecil (S), sedang (M) dan
besar (L). Yang kecil untuk mengelas bahan-bahan yang tipis atau kecil
dan yang besar untuk mengelas bahan yang tebal atau besar.
b. Injektor : bagian dari brander yang berfungsi untuk mencampur gas
asetilin dan gas oksigen
c. Katup gas oksigen : untuk mengatur aliran gas oksigen yang memasuki
bagian injektor
d. Katup gas asetilen : untuk mengatur aliran gas asetilen yang memasuki
bagian injektor
e. Klem pengikat slang gas asetilen : agar hubungan antara selang
penyalur gas asetilin dengan brander tidak timbul kebocoran.
f. Klem pengikat slang gas oksigen : agar hubungan antara selang
penyalur gas oksigen dengan brander tidak timbul kebocoran.

MENGOPERASIKAN BOR DUDUK

MENGOPERASIKAN
PERKAKAS BOR DUDUK

Perkakas bor duduk merupakan salah satu perkakas terpenting dalam
perbengkelan yang berfungsi untuk membuat lubang. Peran utama dari
perkakas bor ini adalah menggenggam mata bor, memutarnya, mengikis
dengan puntiran dari mata bor untuk menghasilkan lubang pada benda kerja.
Perkakas ini ada banyak jenisnya mulai dari bor tangan, bor duduk, dan bor
radial, bor dengan spindel lebih dari satu mulple spindle head machines, dll.

A. Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja alat atau perkakas bor duduk ini adalah memutar mata bor yang
memiliki alur puntir (twist) yang digenggam oleh cak (Chuck) yang terpasang
pada poros spindel yang dapat digerakkan naik atau turun untuk
mengupankan mata bor ke bahan yang akan dibuat lubang. Dengan
menggunakan daya motor listrik dan ditransmisikan dengan menggunakan
hubungan puli dan sabuk, maka daya dapat diteruskan kecak yang
menggengam mata bor. Mata bor yang berputar dan ditekan ke bawah
dengan menggunakan tuas tekannya, maka bahan atau objek yang berada
di bawah mata bor terlubangi.

B. Persyaratan Alat
Untuk memenuhi prinsip kerja di atas, perkakas bor duduk ini membutuhkan
persyaratan agar dapat dioperasikan secara maksimal , yakni :
Perkakas bor duduk ini harus dipasang pada rangka atau meja kerja untuk
mendudukkannya, sehingga memiliki posisi yang sesuai dengan kondisi
tubuh operatornya untuk memperoleh prestasi kerja secara optimal.
Perkakas bor demikian dikenal pula sebagai tipe tekan, karena kerja
pengumpanan putaran mata bor ke permukaan benda kerja dilakukan
dengan menggunakan tuas penekan yang diatur intensitas penekanannya
berdasarkan perasaan operatornya.Kunci pengencang merupakan alat untuk mengencangkan atau
mengendorkan genggaman mata bor pada cak (chuck) nya.

C. Kegunaan Alat
Sesuai dengan fungsinya, maka perkakas bor duduk ini dapat digunakan
sebagai perkakas untuk membuat lubang pada benda kerja.

D. Kelengkapan Alat
Kelengkapan standar dari perkakas bor duduk ini antara lain :
1. Meja (table) untuk mendudukkan perkakas bor sehingga memudah-kan
pengoperasiannya
2. Kunci pengencang dan pengendor cak (chuck) atau penjepit mata bor
yang terpasang pada spindel
3. Ragum, sebagai alat pencepit atau pemegang benda kerja agar tidak ikut
berputar

E. Spesifikasi Alat
Spesifikasi alat atau dikenal pula sebagai data yang menyatakan
karakteristik dari perkakas bor. Data spesifikasi teknis dari mesin bor perlu
diketahui karena merupakan informasi yang penting untuk menentukan tipe
perkakas(mesin) bor yang sesuai dengan tuntutan dan kondisi kerja yang
ada, misalnya ukuran maksimal benda kerja yang mampu ditangani; ukuran
maksimal mata bor yang dapat dipasng pada spindelnya. Secara umum
dikenal dua parameter yang dapat dipakai untuk menentukan ukuran
kapasita kerja dari mesin bor, yaitu :
1. Ukuran jarak (lebar) antara kolom tiang pendukung pada mesin bor
dengan pusat spindelnya.
2. Panjang tiang pendukung mesin bor.
3. Mata bor yang disesuaikan dengan keperluannya. Ada 3 jenis mata bor,
yaitu mata bor puntir, puntir lurus dan senter. Jenis mata bor puntir
mempunyai ciri bentuknya agak panjang ulirnya mempunyai bentuk yang
umum dan biasa digunakan untuk membuat lubang pada pelat,
sedangkan jenis senter bentuknya pendek, alur ulirnya berbentuk khusus
dan biasa digunakan untuk membuat lubang pada poros.
4. Ragum sebagai alat untuk menjepit, memegang benda kerja yang
dipasangkan pada meja (bench) dari perkakas bor
5. Minyak pelumas untuk mendi-nginkan mata bor yang panas akibat
gesekan yang timbul antara permukaan mata bor dengan benda kerja.
6. Membuat lubang dengan perkakas bor ini diawali dengan membuat
tanda titik pada benda kerja dengan menggunakan pahat drip yang
runcing. Dengan mengikuti tanda titik tersebut mata bor diposisikan
secara tepat pada titik tersebut. Dengan menyalakan saklar, motor
perkakas akan hidup dan spindel beserta mata bornya ikut berputar, dan
tuas penekan spindelnya sambil ditekan perlahan-lahan.
Untuk hal semacam ini, spesifikasi dari jenis mata bor yang dapat digunakan
dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni berdasarkan bahan pembentuknya
dikenal High-speed steel (HSS); Cobalt high-speed steel, dan cabide (karbit).
Ketiga jenis bahan pembentuk mata bor ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan pengeboran berbagai jenis logam yang berbeda-beda
kekerasannya. Mata bor dari jenis bahan HSS banyak digunakan pada
bengkel untuk mengebor bahan alumunium, bras, tembaga, dan baja
campuran. Sedangkan mata bor dari material Cobalt high-speed steel yang
merupakan campuran antara kobal dengan baja
Mata bor yang terbuat dari material karbid memiliki sifat yang sangat keras.
Berdasarkan bentuk alurnya dikenal mata bor puntir dengan alur melilit
(twist), mata bor dengan alur lurus, mata bor helix, mata bor senter (untuk
membuat lubang pada poros), dll.
Parameter spesifikasi teknis yang lainnya antara lain ukuran mata bor
didasarkan pada kecepatan putaran operasi, ukuran diameternya, sudut titik
ujung mata bor,
Keduanya akan menentukan ukuran benda kerja yang mampu untuk
ditanganinya, disamping parameter lainnya yang berkaitan dengan sifat
material logam yang ditanganinya. kebutuhan pengeboran berbagai jenis
logam yang berbeda-beda kekerasannya.
F. Bagian-Bagian Utama Perkakas Bor Duduk Dan Fungsinya
Bagian-bagian dari perkakas bor duduk antara lain :
a. Kaki atau Dasar (base) : adalah kaki atau dasar dari perkakas bor, yang
biasanya terbuat dari besi tuang, yang berfungsi untuk memberikan
stabilitas dan pendukung tegaknya kolom, serta sebagai bagian alas
perkakas untuk mengikat dengan meja dudukannya.
b. Meja (table) : adalah tatakan meja yang berfungsi untuk menempatkan
benda kerja pada bidang kerja perkakas. Posisi permukaan meja
membentuk sudut 90o dengan kolom, dan dapat digerakkan ke atas, ke
bawah, dan berputar mengelilingi kolom. Bentuk meja dapat bundar atau
persegi empat.
c. Drilling head (bagian kepala perkakas) : adalah bagian kepala
perkakas yang terpasang dibagian ujung atas kolom. Bagian ini terdiri
dari komponen yang mengatur mekanisme penggerak spindel naik-turun,
dan putaran mata bor. Spindel yang berupa poros bulat yang berfungsi
memegang dan memutar mata bor terpasang pada dudukan (Spindle
sleeve) yang tidak ikut berputar, akan tetapi hanya bergeser naik dan
turun di dalam bagian kepala (drilling head) untuk memberikan
pengumpanan mata bor. Pada ujung spindel dipasang drilling chuck,
yang berfungsi untuk menggenggam mata bor.
d. Power transmition, adalah bagian transmisi daya yang berasal dari
motor listrik yang ditransmisikan dengan menggunakan pasangan puli
dan sabuk-V untuk menyalurkan putaran yang dihasilkan oleh motor
penggeraknya. Dengan melakukan pengaturan kombinasi perbandingan
ukuran diametr puli maka putaran cak dapat diatur.
e. Hand-feed lever, adalah alat yang digunakan untuk mengendalikan
gerakan vertikal dari poros spindel dan mata bor.
f. Depth stop, adalah alat pengatur kedalaman masuk mata bor ke dalam
benda kerja, yang terpasang pada poros spindel.

PERKAKAS TANGAN

Ada 2 syarat yang perlu diperhatikan dalam menggunakan perkakas
bangku, yaitu :
1). Kemampuan kerja alat harus sesuai dengan ketebalan dan kekerasan
bahan
2). Jenis pekerjaan harus sesuai dengan prinsip kerja dan fungsi alat
Perkakas dalam perbengkelan berdasarkan fungsi kerjanya dibedakan
menjadi perkakas non-bangku dan perkakas kerja bangku. Beberapa jenis
perkakas tersebut secara rinci dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Perkakas non bangku
1. Obeng dan kunci-kunci
• Prinsip kerjanya perkakas ini adalah memutar (torsi) kepala sekrup
dengan menggunakan obeng , atau mur dari pasangan bautnya
dengan menggunakan kunci-kunci (seperti kunci pas, ring, sok,
inggris, dll.)
• Kegunaannya untuk mengencangkan atau melonggarkan sekrup, dan
ikatan mur-baut
2. Palu
• Prinsip kerja perkakas ini adalah dengan pukulan atau tumbukan.
Perkakas palu terdiri dari kepala palu dan tangkai palu. Bagian kepala
palu berfungsi untuk memukul benda kerja agar membentuk suatu
objek yang diinginkan dengan mengayunkannya, sedangkan objeknya
ditempatkan di atas landasan.
• Kegunaannya untuk meratakan dan meluruskan plat atau pipa;
menempa, memukul pahat, pasak, dll.
3. Tang
• Prinsip kerja perkakas penjepit ini misalnya pada tang, tang yang
dapat dikunci, adalah suatu perkakas yang terdiri dari dua bilah yang
bekerja dengan prinsip tuas (seperti gunting), yang mampu menjepit
suatu objek
• Kegunaannya untuk memegang dengan menjepit suatu benda kerja
atau objek
4. Kikir
• Prinsip kerja perkakas ini adalah sebuah bilah atau batang baja yang
memiliki permukaan yang kasar yang dapat difungsikan untuk mengikir objek dengan cara diayun maju dan mundur. Contoh
perkakas ini misalnya kikir
• Kegunaannya untuk mengikis logam atau membuat bentuk benda
kerja

MESIN BUBUT

MESIN BUBUT

. Minggu, 31 Mei 2009

1. Pengertian

Bubut (turning) adalah suatu proses permesinan dengan cara menghilangkan/pengambilan tatal dari bahan/benda kerja, dimana pahat memotong benda kerja yang berputar.

2. Mesin Bubut

Bagian-bagian terpenting pada mesin bubut :

1.Kepala tetap dengan kotak roda gigi
2.Eretan melintang
3.Kotak roda gigi ulir
4.Pemutar eretan melintang
5.Pelat cekam
6.Eretan atas
7.Alas
8.Pemutar eretan atas
9.Sumbu pembawa untuk ulir
10.Pempat pahat
11.Sumbu pembawa untuk pemotongan
12.Kepala lepas
13.Eretan memanjang
14.Pemutar kepala atas.
15.Roda pemutar eretan

2.1.1 Kolet

Kolet adalah alat yang presisi sekali dan sudah dikeraskan yang berfungsi sebagai pemegang benda-benda kerja bulat dan teliti.
Rumah kolet dan lolet itu sendiri harus bersih sebelum digunakan.
Selama bekerja dengan kolet, cincin pengikat harus dipasang pada leher poros.
Kolet yang cocok harus dipilih sesuaidengan diameter benda kerja.
Diameter benda kerja tidak akan pernah dilebihkecilkan daripada 0,10 mm dari diameter kolet.
Jika benda kerja yang diameternya tidak cocok, maka kolet akan rusak.
Jika kita mempunyai kolet yang tidak cocok untuk benda kerja, maka benda kerja dijepit dengan pelat cekam.

3. Gerakan-gerakan dalam membubut

3.1 Gerakan berputar

Kecepatan putar benda kerja digerakkan pada pahat, dan disebut kecepatan potong.

3.2 Gerakan memanjang

Jika pemotongan itu arahnya sejajar dengan sumbu benda kerja, gerakan ini disebut gerakan memanjang atau pemakanan.

3.3 Gerakan melintang

Jika pemotongan itu arahnya tegak lurus terhadap sumbu benda kerja, maka disebut gerakan melintang atau pemotongan permukaan (facing).


4. Perputaran dan Pemakaian dalam membubut

Kecepatan potong dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

* ukuran bahan yang dikerjakan
* ukuran bagian tatal yang terpotong (dalamnya pemotongan x kecepatan pemakanan)
* tingkat kehalusan yang diinginkan
* bahan pahat yang digunakan
* bentuk pahat
* pencekaman/penjepitan benda kerja
* macam dan keadaan mesin bubut

Pada pemotongan kasar harus digunakan putaran mesin yang rendah (lambat) dan kecepatan pemakanan yang besar (cepat) maka hasilnya akan baik.

Pada pemotongan dengan tingkat penyelesaian halus digunakan putaran mesin yang tinggi dan kecepatan pemakanan yang lambat.

5. Kecepatan potong

Kecepatan putar benda kerja ditunjukkan pada suatu titik yang berputar dalam satuan waktu.

Jika benda kerja dengan garis tengah d1 membuat 1 putaran tiap menit, maka panjang tatal (beram) yang terpotong dalam 1 menit adalah d x p = keliling.

Jika benda kerja berputar lebih dari 1 putaran dalam 1 menit, misalnya n putaran, maka panjang tatal yang terpotong dalam 1 menit adalah =

d x p x n.

Panjang tatal ini diukur dalam satuan meter tiap menit dan disebut dengan kecepatan potong.

Makin besar garis tengah benda kerja, maka makin panjang perbandingan tatal yang dibentuk. Kita liha, bahwa kecepatan potong itu dipengaruhi langsung oleh besarnya garis tengah benda kerja dan banyaknya putaran tiap menit.

Banyaknya putaran tiap menit = r.p.m (rotasi per menit)

Pada gambar-gambar teknik, ukuran garis tengah itu dinyatakan dalam mm, tetapi kecepatan potong dalam membubut dinyatakan dalam m/menit. Olehnya itu kita harus membaginya dengan 1000 untuk memperoleh satuan meter.

maka putaran didapatkan dengan rumus :

Kecepatan potong ini dipersiapkan untuk pemotongan secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-putus degnan jumlah waktu 1 jam tanpa mempertajam (mengasah) pahat potongnya.

Waktu 1 jam ini relatif, karena kadang-kadang kurang, kadang-kadang lebih dari 1 jam (secara praktis).

Contoh : Bahan yang akan dikerjakan adalah St.37 dengan kecepatan potong = 20-25 m/menit ; V = 20 m/menit, artinya bahan ini dikerjakan dengan pahat potong HSS yang dipersiapkan untuk pemotongan secara terus menerus selama 1 jam atau terputus-putus dengan jumlah waktu 1 jam, tanpa mengasah pahatnya kembali.

Semakin naik kecepatan potong (untuk bahan yang sama), maka semakin berkurang umur pahatnya, dan semakin turun kecepatan potongnya maka semakin bertambah umurnya tetapi permukaan benda kerja kasar (perhatikan grafik)

Perlu diingat :

Untuk mengerjakan benda kerja di mesin bubut, tidak hanya kecepatan potong saja yang mempengaruhi, tetapi harus diperhatikan kecepatan pemakanan dan sudut-sudut pahatnya harus tepat untuk bahan yang dikerjakan serta proses pendinginannya (air pendingin).

6. Pahat bubut

Berdasarkan arah pemakanannya, pahat bubut terbagi atas :

- pahat kanan, bila pahat dipegang pada permukaannya menghadap pekerja dengan ujung menunjuk ke bawah dan ujung potong berada di sebelah kanan atau memotong dari arah kanan ke kiri

- pahat kiri, memotong dari arah kiri ke kanan


Berdasarkan bentuk dan penggunaannya, pahat bubut terbagi atas :

- pahat kasar

- pahat halus (penyelesaian)

- pahat sisi

- pahat potong

- pahat alur

- pahat ulir (ulir luar dan dalam)

Berdasarkan kedudukan dari bentuk kepala potongnya terhadap poros dari pahat, maka pahat bubut terbagi atas :
6.1 Gambar Penggunaan/Pemakaian Pahat-pahat Bubut

6.2 Sudut-sudut pahat bubut

Sudut-sudut pahat bubut tergantung dari bahan benda kerja dan bahan pahat itu sendiri.

Pahat-pahat tersebut mungkin dibuat dari baja perkakas, baja kecepatan tinggi atau carbide. Pahat yang terbuat dari baja kecepatan tinggi sangat keras (liat) dan tahan panas sampai 600oC. Pahat jenis ini umum digunakan karena dapat melayani hampir semua keperluan.

Pahat-pahat bubut mempunyai kesamaan patokan bentuk seperti pada pahat-pahat lainnya, misalnya pada bentuk bidang baji.

6.3 Sudut-sudut pahat dari bahan baja kecepatan tinggi

Untuk kuningan, perunggu, bahan yang rapuh dan keras.

Untuk bahan lunak dan aluminium murni.

Untuk perunggu liat dan lunak

Untuk baja tuang yang berkualitas 34 - 50 kg/mm2

Untuk baja tuang yang berkualitas 50 - 70 kg/mm2

Untuk baja tuang yang berkualitas lebih dari 70 kg/mm2, seperti kuningan merah dan perunggu

6.4 Mengatur letak tinggi pahat bubut

Letak ujung sisi pemotong pahat harus disesuaikan tepat pada gerakan sumbu benda kerja.

Jika letak pahat di atas sumbu, maka garis sumbu dan sudut tatal akan membuat sudut lebih besar dan sudut bebasnya berkurang.

Akibatnya pahat akan melentur dan sisi depan bagian bawah akan masuk lebih dalam pada benda kerja.

Jika letak pahat di bawah sumbu, maka besarnya sudut antara garis sumbu dan sudut tatal akan berkurang, dan sudut bebasnya menjadi besar.

Kedudukan pahat yang demikian akan mengakibatkan benda kerja rusak dan terangkat.

Untuk menghindari getaran pada pahat, maka pahat harus diikat sependek mungkin pada tempat pahat.

Mengatur tinggi rendahnya pahat ialah dengan keping baja yang berbentuk cekung. Kedudukan pahat harus rata, sejajar dengan tempat pahat.

7. Ketirusan

Ketirusan digunakan untuk bermacam-macam keguanaan di bengkel, misalnya untuk pengikatan dan sealing. Pada penggunaan yang umum ketirusan ini sudah dinormalisasikan.

Bentuk tirusnya dapat dibuat di mesin bubut dengan 3 perbedaan cara :

1. Membubut tirus dengan eretan atas
2. Membubut tirus dengan menggerakkan kepala lepas
3. Membubut tirus dengan perlengkapan pembubutan tirus

7.1 Mengatur eretan atas dengan skala derajat

Eretan atas harus diatur searah dengan arah ketirusan yang akan dibuat. Eretan atas digerakkan dari posisi nol pada skala sampai menunjukkan setengah dari sudut ketirusan (a/2) dan dikencangkan dengan baut.

7.2 Mengatur eretan atas dengan pemeriksa tirus

Pemeriksa tirus dapat digunakan sebagai bahan dasar pengaturan eretan atas.

Dial indicator ditempatkan pada ereta atas dan ujung dial disentuhkan pada sepanjang sisi pemeriksa tirus.

Pengaturan yang benar adalah bila dialnya tidak menunjukkan perbedaan.

Minggu, 21 Februari 2010

cinta yang terindah


Cinta adalah sebuah perasaan yang menimbulkan sayang kepada orang lain (lawan jenis). Cinta bisa ditimbulkan karena beberapa hal antara lain pandangan pertama, seringnya bertemu, dan kenalan baru. Cinta pada pandangan pertama lahir dari tatapan mata atau melihat wajah seseorang (lawan jenis) dengan persaan yang timbul rasa sayang. Perasaan sayang itu akan selalu hadir saat bertemu dengan orang tersebut. Bahkan karena lamanya tidak bertemu, maka akan menimbulkan kerinduan yang mendalam. Kerinduan itu tentunya karena perasaan sayang dalam lubuk hati.
Kehadiran cinta bisa tak terduga. Ini bisa terjadi pada setiap manusia. Siapapun pasti pernah mengalaminya, entah itu sebentar ataupun lama. Akan tetapi cinta yang seperti ini disebabkan karena dalam hati timbul rasa untuk menyayangi seseorang (lawan jenis), baik sahabat teman atau teman kenalan di jalan. Sayangnya tidak semua orang bisa menghayati cinta seperti ini.
Cinta ibarat bunga mawar yang indah disaat mekar. Warnanya merah, baunya harum dan indah bentuknya. Setiap orang ingin memetiknya. Tetapi tidak selamanya cinta itu seperti bunga mawar, terkadang cinta menimbulkan luka yang mendalam. Ini karena sudah tidak memaknai apa itu cinta. Perasaan yang dulu indah, dapat berubah seketika menjadi menyedihkan karena hilangnya rasa cinta dalam hati. Sungguh sakit rasanya apabila orang yang dicintai meninggalkan cinta yang sudah terpatri, terlebih cara meninggalkanya yang tanpa ijin. Hati terasa teriris tak bisa merasakan keindahan lagi.

Cinta yang terindah dapat dimiliki disaat merasakan kehilangan seseorang (lawan jenis). Tidak tahu seberapa besarnya kerinduan yang tertanam dalam hati. Disaat butuh dia selalu ada, setia menemani, tetapi disaat dia pergi rasanya susah sekali untuk merelakan apalagi melupakannya.